Translate

Minggu, 25 September 2011

Vonis mati untuk arie...

Sudahlah rie !

Kamu hanyalah orang tak punya
Dunia mereka bukan dunia kita
Jangan neko-neko, jangan ngoyo
Janganlah selalu memilih berbeda

Ikuti saja arus, menjadi konsumen kapitalis
teruskan saja semua yg sedang kau kerjakan,
gantungkan tinggi-tinggi cita-cita yg selama ini kau idamkan
kau hanya penulis buku diary kusuhmu

jangan mimpi menulis buku
Jangan mimpi jadi budayawan, jangan mimpi jadi sastrawan
Jangan banyak macam
Jangan sok intelek
Dunia kita dunia berotot
Dunia mereka dunia berbobot

Sudahlah rie!
Kenapa aktif di organisasi ?
Bergabung lagi bersama kami 
Nongkrong di pinggir kali, main gitar sampai pagi
Berbagi rokok, main gapleh sampai ketiduran di pos ronda
Nonton organ tunggal di kampung sebelah
Jangan mikir yang tinggi-tingi nanti jatuh gedubrak hancur lebur
Jangan mikir yang neko-neko nanti masuk rumah sakit Grogol

Sudahlah rie !
kau hanya pemimpi
Jangan pikirkan nasib Indonesia
Biarkan manusia berdasi di gedung mewah itu yang mengurusi
Kita hanya orang kecil dan akan tetap kecil

Sudahlah rie !
Kamu itu gak bisa bikin puisi
kamu hanya menulis kata-kata minim makna minim kosakata
Barisan kata yang dipenggal-penggal dan diulang-ulang
Puisi itu sesuatu yang aneh
Barisan kata yang tidak bisa dimengerti maknanya
Oleh orang-orang bodoh seperti kita
Walau sudah dibaca seratus kali berturut-turut

Tulisan kamu gak bermutu, duniamu buntu
Kau beli koran saja sebulan sekali
Kau hanya menuliskan keluh kesah dan ketidak berdayaan
Kau hanya memberitakan segala senjang dan segala resah
Kau hanya menceritakan dirimu dengan segala kebodohan
Kau tak pernah bisa menjelma menjadi manusia lain
Tokoh-tokoh dalam ceritamu kau isi dengan dirimu sendiri

Payah kau,
Menyedihkan !

Sudahlah rie !
Menjadi pengeluh saja
Seperti kebanyakan warga Negara
Di koran, radio dan televisi
Hilangkan saja semangat tinggimu
Birokrasi tak akan pernah merubah diri
Kantor SAMSAT tak akan pernah menata hari
Lembar KTP tak akan pernah menjadi gratis
Realistis lah, jangan bermimpi !

Sudahlah rie !
Kenapa rajin baca buku ?
Toh kamu tetap disini, tak kemana-mana
kau tetap saja menjadi pemimpi
Tetap bersama imajinasi dan khalayalanmu
Presiden sudah ada, menteri masih banyak
PNS gak pensiun-pensiun, sarjana nganggur makin subur
Ngapain rajin baca koran dan buka situs internet

Sudahlah rie,
Negeri ini sudah sekarat, tak ada lagi yang bisa diperbaiki
Tikus kantor dari zaman kompeni, nepotisme dari zaman majapahit
Korupsi memang tradisi, budaya bangsa yang harus lestari
Jangan sok pintar mengurusi ummat.
Kau, tanggalkan jeans bolong kemarin subuh
Kau, buka Al Qur’an terjemahan kemarin zuhur

Kau, cukur rambut gondrongmu
Lagi pula,
Cita-cita yang kau tancapkan hanya fatamorgana
Sesuatu yang tak akan pernah tercapai.
Semu !
Maya !

Kau urusi saja dirimu, Sudah waktunya kau menggugat Tuhan
Cobaan yang menimpamu itu sudah terlalu. Ngaku saja kau!!
Bahwa kau sudah tak mampu lagi memikul cobaan yang ditimpakan
Saatnya mogok makan, saatnya pecahkan piring, saatnya berteriak lantang
Jangan lagi kau berkata, Bocah Palestina mendapat ujian jauh lebih berat
Jangan lagi kau berkata, manusia Chechnya mampu bertahan di kedinginan
Lihatlah saudagar Arab Saudi yang kekayaannya melimpah ruah
Lihatlah Pangeran Brunei atau PutriJordania

Sudahlah rie,
menjadi Arie Satria Pratama Saja,-
Menjadi orang kebanyakan
Kita orang kecil
Dan akan tetap kecil
Selesai....

Kamis, 22 September 2011

-Sudahi tanggismu bunda...

Kuambil secarik kertas
Yang tercecer di kamarku
Tuk tuliskan Suara bathinku
Kepada kau pejuang hidupku

Jauh sebelum ku ada
Kau telah berjasa
Berikan apa yang hanya untukku saja

Teringat waktu itu
Kasih sayangmu menembus jiwa
sungguh rasa hormatku teramat besar padamu
hingga ku tak rela jikalau ada yg membuatmu menanggis
ingin rasanya ku binasakan siapa saja yg sampai,
membuat mutiara menetes dari kedua mata indahmu

sungguh bunda... kau adalah kehormatanku
bahkan kepalakku, ku letakan di telapak kakimu
kau harga diriku..

Kini ku termenung terpaku
setiap pagi harus mendengar jerit dan tanggismu
ingin rasanya ku gali kuburan untuk adikku sendiri
ku pahat batu nisannya dengan tangganku sendiri
merasa sudah besar dia skrg
sudah bisa membuatmu menanggis
bahkan setiap nasihat darimu di balas bentak kasarnya

andai saja bunda..
kau relakan aku..
kan ku patahkan batang lehernya di hadapanmu
tak sanggupku melihatmu selalu menanggis
batinku menjerit kesakitan setiap mendengar rintihan tanggismu

bunda...kalau saja dia bukan adikku
buah hati darimu juga..
tanggan ini yang akan membela harga dirimu..
kan ku minum darahnya..
untukmu...


Rabu, 14 September 2011

Akhir cerita cinta....



entah mengapa aku masih menikmati rasa sakit ini..
luka ini semakin membuat ku menikmati rasanya..
pedih...
pedih kenikmatan yang membuatku smakin getir..

kini segalanya kuukir dalam hati
tentang getir yang bernyanyi
atau tentang perih yang menari

pun begitu
biarlah semua rasa itu kunikmati
meskipun telah habis airmata
karena sebuah cinta yang kuberi untukmu

sandiwara kah yang kau mulai denganku..
setelah sekian lama kita bersama..
entah dimana ku sembunyikan rasa malu...

kini ku lalui setiap hariku sepi
tanpamu lagi..

biarkan kini ku berdiri...
melawan waktu...
walau...
perih hati...
ku coba tuk bertahan...

Terimakasih karena telah menghadirkan rasa di dalam hatiku,meskipn ku harus terjatuh brulang kali,dan mungkn takkan ku ganti smpai nanti, sampaiku mati...
ak cinta luka ini...

Senin, 12 September 2011

Serpihan hati...

Serpihan hati....
september kelabu, 2007...air mata,
beibet cinta yang terabaikan, kesatria sebelum cahaya,
ku ralapi kisahku dengan air mata..ku renungi kisah kita dengan tanggis sendu..hati ini terlalu sakit..karna cintamu..seprihan demi serpihan luka ku rasa..kepingan demi kepingan tentang kita ku ingat...semakin ku kenang semakin sakit hati ini...tapi mengap??
sampai sekarang aku masih bisa mencintaimu..pilur-pilur luka meleleh..harapan cinta mengental..mencoba mengundaki tanggis...dan mengapus air mata di pipi...
mengapa??
luka ini membuatku makin cinta..kapankah air mata ini menjadi air mata yg bening dan tak keruh...
kapankah derai tanggisku terthenti menjadi setetes dan terakhir...
seharusnya tak perlu tanggisi..harusnya ku kuat..
harusnya tak perlu ku pertaruhkan air mata ini..
hanya demi satu kenangan dan masa yang telah pergi...
tapi mengapa??
mengapa sampai sekarang aku tak bisa melupakannya..
mengapa terus an menumpah air mata
yang perihkan hati ini...
hatiku kini menjadi perasa..
air mata ini jatuh..
jatuh untuk cinta yang telah mengabaikanku..
mataku yang menjadi saksi..
bagaimana air mataku jatuh untuknya..
air mataku terus jatuh..
terlalu banyak dan berderai...
terlalu lama menetes dan terus menumpah..
aku sendiri..
berasama keluh kesah ku..
yang tengelam oleh suara tanggisku
bersama serpihan hati yang akan ku bawa..
sampai...
aku...
mati...


Kamis, 05 Mei 2011

Ini ceritaku....

Arie Satria Pratama...
nama itu lah yang kusandang sejak awal ku ada dunia yg terkadang nyata dan tidak untukku..
nama yang orang tuaku bangga-banggakan..
nama yang cukup sederhana namun mempunyai banyak makna setidaknya orang tuaku beranggapan demikian...
Arie yang mempunyai arti  anak laki-laki..
Satria berati kesatria...
Pratama adalah anak pertama...
maka orang tuaku mengartikan nama Arie Satria Pratama adalah anak laki-laki kesatria pertamanya...
anak yang mereka bangga-banggakan untuk bisa menjadi kesatria, entah kesatria macam apa pikirku..
aku tumbuh selayak anak manusia pada umumnya...
aku mempunyai ayah, ibu dan keluarga kecilku...
namun itu tak sanggup bertahan lama...
tepat ku menghinjak usia pertamaku ada di dunia ini...
palu sang hakim pun menandai perceraian kedua orang tuaku...
Arie kecil saat itupun tak tau apa arti sebuah perceraian...
mungkin itu sebuah permainan krna terdengar sangat mengelikan..
pergi semua tinggalkan ku...
hanya wanita rentan bernamakan nenek yg setia mengasuhku...
kasih sayang tak seutuhnya ku rasakan..
hanya rasa cemburu saat melihat temanku di cumbu oleh seorang ibu...
batin menjerit...
aku menanggis tanpa air mata...
semakin terluka...
saat melihat temanku berjalan mengelilingi taman dengan orang tua yg setia memegang erat tanggannya...
seakan dia menghinaku...
mencemoohiku krna ku tak pernah mempunyai orang tua..
hanya wanita rentan itu lah satu-satunya tempatku sandarkan luka dan laraku..
orang tua tinggal lah cerita...
mereka tak mengerti betapa beratnya hidup sendiri...
mencoba menaklukan hidup yg keras ini dengan tetesan air mata..

duhai kalian wahai orang tua
tak cukupkah raqib dan atid catat sang jejak
haruskah kabar mengabjad hingga dunia terpana membaca

lupakah kalian bahwa anak adalah titipan dari-NYA
lupakah kalian episode penutupan aib didunia?
episode yang lahirkan hijab dipengadilan tinggi-Nya
ataukah begitu yakin  tak hadir cela seabjadpun pada diri kalian?

duhai kalian para orang tua yg merasa sempurna
lupakah kalian kebenaran dimata-Nya
alpakah kalian tak bentuk pun rupa dinilai?
catat barisan amal lebih digaungkan
dan dua malaikat sudah saksikan rinci

duhai kalian para orang tua yg merasa tak berdosa
kiri kalian baca utuh sang cela, lalu kanan pejam erat dari luhur

butakan saja mata sendiri
biar hati yang melihat lebih tajam
karena hadir cela dan luhur juga satu sinambung tak terelak
karena nyata tak luput kerak dosa pada diri kalian

Lihat kelak pada sang fajar...
Anakmu yg kau tinggalkan ini 
akan mampu mencorehkan tinta pada suatu kebanggaan..
dan kan ku buktikan pada dunia...
tanpa orang tua pun aku sanggup bertahan..
tidak malah menyerah pada takdir yg telah di goreskan..
krna hidup akan terus berjalan...
ada dan tanpa orang tua sekalipun...
bagiku...

Lihatlah masih ada senyuman manis yg ku tunjukan...
bertanda hingga saat ini ku masih sanggup untuk bertahan...

Jumat, 22 April 2011

Ku serahkan segala urusan dunawi dan hati padaMU ya rabb...ya Ilahi rabbi...

Sujudku tepat di depan ka'bah megah-MU....
ku adukan segala masalah persolan hati...
menanggis ku tersipu..
meminta..
hanya padaMU pencipta dari segala pencinpta...
ku tanggisi dosa-dosa...
memohon ampunan dariMU maha pemurah...
lelah dengan urusan duniawi...
yang selalu membuatku lalai akan segala perintah dariMU...
ku hadapkan wajah penuh luka,
pada megah ka'bahmu..
disini di rumah nan indah penuh mega- MU..
sujudku padaMu

Gemetar hati hadapkan wajah pada ka'bahMU
pada sujud pertama dalam rumahMu
terasa kecil
keliling firmanMu
mana bisa berpaling dariMu
titik air menghamba,
tetes dan tetes tersentuh namaMu
tetes tetes
pasrah diri segala urusan padaMu
hamba, Ya Rabb
hamba, Ya Rabb
kecil merasa besar
sombong rasa diri besar
hamba, Ya Rabb
ini noda penuh sekujur tubuh
hamba, Ya Rabb
ini noda hampir jadi gelap
menggelapkan
segumpal darah pusat keinsanan
seakan menjadi hitam
hamba, Ya Rabb
ini noda bawa,
hadap dan pasrah diri
hendak berniaga perniagaan sejati
Maha Besar Engkau
Sebut namaMu, Maha pengasih dan Maha Penyayang
Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami dan Engkau Maha terpuji,
Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa hamba
yang terkadang tampil tak sempurna saat berhadapan denganMU...
dan ya Allah ya Tuhan kami...
hilangkan lah separuh nafas yang ku titipkan padanya...
angkat lah hamba dari ambang kenistaan cinta anak manusia...
karna sesungguhnya cinta di hati kami hanya lah milik dariMu..
maka jaga lah hati kami agar cinta kami terhadap kaum kami
tak melebihi cinta kami padaMu ya rab....ya ilahi...

Dan 
Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang Naif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhoi

ya Allah...ya Rahman....ya Rahim...
kembali ku serahkan urusan duniawiku hanya lah pada jalanmu...
agar tak ada sesal di akhir cerita..
begitu pun tentang cinta...
hilangkan luka dalam hati hamba..
karna seorang wanita...

Masjidil Harram- Mekkah Al-Mukaromah

Selasa, 12 April 2011

lubang hitam bintik putih...

lubang hitam
bintik        putih
hitam keluar putih
putih keluar hitam
saling mengulum
saling melepas
pancaran
siluet
ruh riuh
wujud hening
hening adalah riuh
riuh adalah hening
awal akhiri
akhir awali
sembunyikan

the black hole
di dalam bintik putih

Anyer- kubar 2003

Selasa, 08 Maret 2011

Mencarimu dalam jejak sajak...

  Sejak kehilanganmu, aku mulai mencari dalam setiap jejak sajak.
 Saat mencarimu, aku menapak sesajak demi sesajak.

  melingkupi
  meliputi

  Dari huruf ke huruf aku berpijak.
 Terbang dari titik ke titik, mengepak.

  melingkupi
  meliputi

  hingga

  Serasa telah retak.
 lalu
 Aku sendiri menyulam sajak..untuk mencari jejak.



                                                                         Saung murung[Anyer-Kubar 2003]

Waktu yang ku benci..


aku bertanya padamu tentang waktu
tentang waktu yang terbuang saat aku bernafas
waktu yang terpakai sempurna saat aku meretih
dan waktu yang tidak pernah bisa kuulang saat merintih kesakitan

belum pernah begitu membenci waktu seperti saat ini
waktu yang singkat saat  bersahabat dengan kesenangan
waktu yang lambat menindas saat bersentuhan dengan air mata
dan waktu..waktu yang hilang antara aku dan kamu

detik itu berharga
menit itu emas permata
dan jam itu surga
waktu yang di elu-elukan adalah bumerang bagiku
pemisah dari harapan
penoda kebahagian
dan penghalang dari cinta

waktuku entah kenapa terpisah jauh darimu
dan waktumu tidak lagi bisa kumengerti
dan aku, disini, terbuang darimu..
atas waktu..

Senin, 07 Maret 2011

Tak kuasa..


Aku telah melangkah terlalu jauh…..
Telah sewindu berlalu sejak aku mencintaimu..
Dan bodohnya…. Aku telah memahat hatiku dengan rupamu
Dan mewarnainya dengan cintaku…
Andai aku bisa menghapusnya…
Atau bahkan membuangnya jauh dari hari-hariku…
Namun setiap kucoba…..
Saat itu juga aku hancur dan mati…
Ingin kuhapus warnamu…..
Bahkan kusingkirkan dengan hitam pekat berontak jiwaku…
Namun engkau tetap disana… tidak bergeming…
Malah bertambah kokoh dan semakin bertambah cintaku…
Ku pejamkan mata…. Masuki asa….
Bicara dengan raga.. bahkan jiwa…….
Sudilah kiranya selamatkan aku dari cinta…
Selamatkan aku dari cinta yang tak mungkin kupunya…
Wahai raga dan jiwa……
Tolong aku tuk bebas dari belenggu…..
Belenggu yang mungkin kucipta sendiri…
Aku terdiam…. Diam seribu bahasa..
Biarkan derai air mata membasuh jiwa…
Biarkan tangis hempaskan sesak didada…
Kuharap semua kan sirna…..
Ku harap semua musnah
Namun ku tetap tiada kuasa…
Menghalau semua rasa….
Aku tetap cinta…
Haruskah aku lari…
Atau….
Haruskah aku mati…
Hingga cinta bisa pergi….
Dan takkan pernah kembali…

Minggu, 06 Maret 2011

Dari mana harus kumemulai...



Aku tak tahu harus memulai dari mana..
Memulai dari mana aku akan melupakannya..
Memulai menghapus rasa..
Menghapus kisah…
Menghapus cinta
Aku sungguh tak tahu…
Seberapa kekuatanku untuk memulai…
apakah aku sanggup mengakhiri…
Tiap kali mata kupejamkan…
Menghalau bayangmu…
Tetes-tetes darah kehidupan seolah menjauhiku..
Setiap kali aku melarikan diri menghapus jejakmu
Hampa mendekapku erat….
Setiap aku rebahkan kekuatanku..
Rebahkan segala dayaku
Tuk lepaskanmu..
Nafas hidupku berlari kencang menjauh…dariku
Ketika kuhirup nafas harapkan ketenangan..
Aku hanya diberi kesesakan…
Aku sungguh tak tahu…
Dari mana harus kumulai jalan ini..
Dari mana harus kubuka suatu hari..
Tanpamu lagi…
Andai aku punya kuatku….
Ingin ku hentikan badai dasyat...cintaku padamu
Andai aku punya daya….
Ingin ku ratakan gunung rinduku…
Andai aku punya benci…
Ingin ku akhiri semua ini..
Sayang,,,,,
Aku tak punya semua itu…
 Yang kupunya…
Hanya satu….
Aku cinta padamu…
Cinta yang telah membunuhku dalam hidup..
Cinta yang menghidupkanku dari kematian tanpamu...

Berbicara pada diriku sendiri tentang ''gundah''


"Saat ini aku sedang berada dalam kegundahan, kegundahan yang tidak bisa kupastikanSeakan ... ingin rasanya berteriak, menjerit, mencaci-maki, menyumpah serapah, mendengus dan menghebus".

"Memangnya apa yang kamu gundahkan ?, siapa yang bisa membuat perasaanmu bercampur aduk seperti itu ? ..." 

"Entahlah ... aku juga tidak tahu, kenapa perasaanku seperti ini".
"Terkadang, aku ingin sekali pergi dan menjauh dari kehidupan yang ada, tapi dari sisi lain aku tidak bisa berbuat apa-apa".

"Kenapa tidak pergi ke suatu tempat ?"
"Siapa tahu di tempat itu, hati dan pikiranmu lebih tenang".
"Siapa tahu ketenangan itu bisa menjadikan imaginasimu terus berkembang dan bisa membawakan sesuatu yang bisa mengukir dalam setiap jalan pikiranmu".

"Hmmm mungkin juga ... tapi aku tidak ingin bersembunyi dari setiap kenyataan, aku tidak ingin tenggelam dalam ketiadaan, aku hanya ingin kegundahanku hilang, hilang terbawa hembusan angin yang bisa menjauh tanpa harus kulalui setiap perjalanannya".

"Aku jadi bingung dengan apa yang kamu rasakan ... "
"Kegundahanmu tidak berujung, kegundahanmu seakan berada di atas awan, tidak bernuansa tapi memberikan sebuah duka, tidak bisa diraih tapi mampu terasakan disaat kamu mengungkapkannya". 

"Itulah sebabnya, aku sedang merasakan ketidak pastian, kegundahanku tidak beralasan tapi mampu membawa perasaanku terbang dan seakan selalu terhempas tertiup angin".

"Sudahlah, jauhkan segala pikiran yang bisa membuatku jemu".
"Tidak seperti biasanya kamu seperti ini, ini bukan dirimu, dirimu yang selalu antusiasme dan selalu berada dalam kepastian, kini menjadi seseorang yang begitu lemah, tidak berdaya, tidak tahu apa yang mesti dilakukan dan tidak percaya diri dengan apa yang kamu rasakan".

"Betulkah ? ... "
"Sampai separah itukah apa yang terlihat dari setiap energi yang kukeluarkan ?"
"Mungkin kamu benar, kegundahanku memberikan imaginasiku terhapus dan terhempas dalam ketiadaan, kegundahanku mampu meberikan dan mengalirkan ketidak pastian dan ketidak berdayaan ..."
"Tapi angin itu pasti akan selalu kembali, menerpa dan menyinggahi setiap kemelut yang kurasakan ..."

Hening ... tak ada jawaban, yang ada hanya sebuah hembusan, nafas-nafas yang mengalun mengikuti irama detakan nadi menjadikan jawaban, betapa berat rasanya "Sekikis Gundah" yang dirasakan. Kegundahan mampu menjadikan seseorang terpuruk dan terombang ambing dalam keberadaan dan ketiadaan.

Sabtu, 05 Maret 2011

Lelah ku....

Andai kau tahu
betapa lelahku tuk lupakanmu
lalui dinginnya rasa itu
Disaat...
Rasa sayang smakin menari di benak
lumpuhkan desah sang angan
inginku meniti lembaran asa
tuk wujudkan kedamaian
yang tersela di birunya awan
Andai kau tahu
Kecewa ku kan segala lakumu
Tiadakah lagi ingatmu
Dikala sayang kita terjalin syahdu
Mau kita terhampar sluas jagad …
Andai kau tahu
Sebatas mana penatku, senada
Sebatas mana penantian cintaku selaras
Sebatas mana akhir kehidupanku…
Dan bila senja ini berlalu..
Aku ingin sembunyi…
Melarikan diri di tempat
Dimana aku hanya sendiri..
Ingin kutangisi kau..
Ingin kuratapi kau..
Hingga kering air mataku…
Aku tahu aku tetap sendiri…
Biar aku meratap..
Karena nyatanya kau tinggalkan aku
Saat aku minta kau bertahan..
Kini kusadari..
Tak perlu aku meminta lagi…
Biar aku rebahkan diri..
Dimalam sunyi..
Ku mohon
Biarkan lah aku tidur
Dan
Jangan ijinkan aku untuk terjaga lagi..

Jumat, 04 Maret 2011

Tanpamu Adalah Mati...

sejak ku matikan rasa, aku sepi
Larik puisiku tanpa kisahmu adalah mati
Namun ufuk barat perintahkan ku tuk pergi

Menjauh dari namamu yang terukir dalam tiap urat nadi

Mimpi-mimpi bersamamu telah ku petikan,
bersama hatiku yang hanya punya kamu
Kan kusimpan sebagai temanku habiskan senja
Pengobat pilu saat rindu tak terbendung waktu

Semestinya cahayamu tetap sinari hariku
Tak terbayang pahit jalan yang ku pilih tanpamu
Jalan yang mungkin tak termaafkan hatimu
Ku harap masih terselip di sana rasa yang pernah kita pelihara
Biar kata tak terucap
Walau nada tak mampu bersenandung
Aku percaya,
Hatimu tahu bagaimana aku mencintaimu


-Arie Satria Pratama :
Anyer- kubar, 2003 mencintaimu disini..

Mencintaimu...



aahh ...
aku tak bisa hidup tanpa mencintaimu
juga mungkin aku tidak bisa berhenti untuk mencintaimu
meski kini ku tahu
jika aku telah kehilanganmu


namun setidaknya aku yakin
jika engkau telah mengetahui
kesungguhan hatiku mencintaimu
hingga biarlah waktu yang menilai
seberapa lama rasa ku dan rasamu terpahat di dalam hati


aku tak memintamu untuk mencintaiku selamanya
seperti saat ini aku tak berani mengharap rindumu untukku
sebab aku mengerti
jika sebuah rasa bukan sesuatu yang dipaksakan


maka kubiarkan rasa itu mengalir
sebab kini kusadari
jika mencintai dengan ketulusan
adalah sebuah keindahan yang terbalut perih
kala engkau yang teramat kucintai
hanya mampu untuk kucintai
tanpa mampu untuk kumiliki


namun biarlah
karena aku tak bisa berhenti untuk mencintaimu
sebab jika aku telah berhenti
itu adalah kematianku


maka biarkan aku mencintaimu agar aku selalu hidup
itu saja....

-Arie Satria Pratama :

Anyer-kubar, 2003 Mencintaimu disini

Memendam Rasa Untukmu...


Tidak kah engkau tahu
selama ini aku telah lama menyimpan rasa
menelan segala duka
karena aku cinta!

Tidak kah engkau tahu
bahwa cintaku itu satu
bukan beribu seperti katamu
karena cinta ini
hanya lah untukmu
tidakkah engkau tahu???

Aku bisa mendapat cinta yg lain
selain cinta darimu
namun krna ku sangat mencintaimu
maka ku butakan mata hatiku
tak ingin ku mencinta selain pada hatimu
sebaliknya aku lakukan ini
krna ku tak ingin kau pergi
biar aku lukai diriku sendiri

Mereka boleh berkata apa saja yang ingin dikata
karna mereka tak tahu betapa dalamnya cinta ini
sehingga mataku buta
dan ku pekakkan telinga
tak mahu terima apa yang dikata
kononnya kau hanya ingin permainkan cintaku
ahhh... sekadar cerita

Mereka tak paham arti cinta
cinta itu berkorban apa saja
biarpun tertipu ulang bicara
cinta itu penuh percaya

Mereka boleh berbuat apa saja
tapi tidak pada cintaku yang setia
aku berikan kau kebebasan
maka pikirlah demi aku dan masa depan

Aku akan tetap mencintaimu
meski ku kan terluka
tapi janganlah sampai membunuhku
karna bila ku mati
aku sudah tiada lagi
saat itu nanti
penyesalan tinggal lah cerita

Tahu kah kau
semua ini karena cinta
lihatlah mata dan hatiku dengan tepat
ia ikhlas dari hasrat
memberimu rasa indahnya mencinta
kau tahu itu benar
bukalah mata dan hatimu
lihat kebenaran cintaku
semua rasa yg ku pendam hanya lah untukmu...




-Arie Satria Pratama :
Anyer-kubar, 2003 Mencintaimu disini

Ini lah Caraku Mencintaimu...


Dengan tak menghubungimu,
tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu,
dan bahkan sekedar chatting untuk menyapamu,
aku mencintaimu dengan menjauh darimu,
bukan karena aku membencimu,
namun karena aku ingin menjagamu dan menjaga diriku sendiri dari khalwat yang menjebak,
aku mencintaimu dengan menjaga diriku dan dirimu,
menjaga kesucianku dan kesucianmu,
menjaga kehormatanku dan kehormatanmu,
menjaga kebeningan hatiku dan hatimu,
ya......
Beginilah caraku mencintaimu,
mencintaimu dalam diamku,
karena diamku adalah bukti cintaku padamu..

dan sekarang,
keadaan menegurku,
sehingga dapat membantu menyadarkanku dari kesalahan yang telah aku perbuat,
meskipun pesonamu terhadapku belum pulih,
belum pulih..

aku tak bisa memungkiri,
bahwa setiap manusia pasti akan merasakan fitrahnya,
termasuk permasalahan ketertarikannya terhadap lawan jenis,
maka jika harus demikian,
untuk apa jika hati ini aku tambatkan kepada siapa yang bukan orangnya nanti,
jika memang hati ini sangat peka terhadap pengaruh diri yang memilikinya ketika hati ini salah dalam pengelolaanya,
oleh karenanya,
jika aku harus mencintai lawan jenis adalah fitrahku sebagai manusia, maka aku akan mencoba untuk mencintai siapa yang akan menikah denganku nanti,
walaupun aku belum pernah bertemu dengannya,
lantaran pasti Allah akan mempertemukanku dengannya,
sehingga usahaku yang sia-sia akan cenderung berkurang di dalam lingkup fitrahku,
InsyaALLAH..

Kalau saja Allah menjadikan aku menikah dengan seorang wanita yang ditakdirkan Allah kepadaku,
maka untuk apa aku berharap dan menghabiskan waktuku kepada yang lainnya,
yang belum tentu akan menjadi istri ku kelak,
sedangkan hati ini mudah terdominasi dengan sesuatu hal yang lain,.

Dan rasa ketertarikanku cukuplah akan aku tumpahkan kepada istri ku kelak..


Yaa Allah, sucikanlah hatiku hanya untuk siapa yang pantas menempatinya dengan keridhoanMu, cukup dia sajalah yang aku cintai karena aku tidak menginginkan keburukan ketika aku berbuat salah terhadap hatiku,
amiiin..

-Arie Satria Pratama :
Anyer-kubar, 2003 Mencintaimu disini