Kuambil secarik kertas Yang tercecer di kamarku Tuk tuliskan Suara bathinku Kepada kau pejuang hidupku Jauh sebelum ku ada Kau telah berjasa Berikan apa yang hanya untukku saja Teringat waktu itu Kasih sayangmu menembus jiwa sungguh rasa hormatku teramat besar padamu hingga ku tak rela jikalau ada yg membuatmu menanggis ingin rasanya ku binasakan siapa saja yg sampai, membuat mutiara menetes dari kedua mata indahmu sungguh bunda... kau adalah kehormatanku bahkan kepalakku, ku letakan di telapak kakimu kau harga diriku.. Kini ku termenung terpaku setiap pagi harus mendengar jerit dan tanggismu ingin rasanya ku gali kuburan untuk adikku sendiri ku pahat batu nisannya dengan tangganku sendiri merasa sudah besar dia skrg sudah bisa membuatmu menanggis bahkan setiap nasihat darimu di balas bentak kasarnya andai saja bunda.. kau relakan aku.. kan ku patahkan batang lehernya di hadapanmu tak sanggupku melihatmu selalu menanggis batinku menjerit kesakitan setiap mendengar rintihan tanggismu bunda...kalau saja dia bukan adikku buah hati darimu juga.. tanggan ini yang akan membela harga dirimu.. kan ku minum darahnya.. untukmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar