Translate

Kamis, 05 Mei 2011

Ini ceritaku....

Arie Satria Pratama...
nama itu lah yang kusandang sejak awal ku ada dunia yg terkadang nyata dan tidak untukku..
nama yang orang tuaku bangga-banggakan..
nama yang cukup sederhana namun mempunyai banyak makna setidaknya orang tuaku beranggapan demikian...
Arie yang mempunyai arti  anak laki-laki..
Satria berati kesatria...
Pratama adalah anak pertama...
maka orang tuaku mengartikan nama Arie Satria Pratama adalah anak laki-laki kesatria pertamanya...
anak yang mereka bangga-banggakan untuk bisa menjadi kesatria, entah kesatria macam apa pikirku..
aku tumbuh selayak anak manusia pada umumnya...
aku mempunyai ayah, ibu dan keluarga kecilku...
namun itu tak sanggup bertahan lama...
tepat ku menghinjak usia pertamaku ada di dunia ini...
palu sang hakim pun menandai perceraian kedua orang tuaku...
Arie kecil saat itupun tak tau apa arti sebuah perceraian...
mungkin itu sebuah permainan krna terdengar sangat mengelikan..
pergi semua tinggalkan ku...
hanya wanita rentan bernamakan nenek yg setia mengasuhku...
kasih sayang tak seutuhnya ku rasakan..
hanya rasa cemburu saat melihat temanku di cumbu oleh seorang ibu...
batin menjerit...
aku menanggis tanpa air mata...
semakin terluka...
saat melihat temanku berjalan mengelilingi taman dengan orang tua yg setia memegang erat tanggannya...
seakan dia menghinaku...
mencemoohiku krna ku tak pernah mempunyai orang tua..
hanya wanita rentan itu lah satu-satunya tempatku sandarkan luka dan laraku..
orang tua tinggal lah cerita...
mereka tak mengerti betapa beratnya hidup sendiri...
mencoba menaklukan hidup yg keras ini dengan tetesan air mata..

duhai kalian wahai orang tua
tak cukupkah raqib dan atid catat sang jejak
haruskah kabar mengabjad hingga dunia terpana membaca

lupakah kalian bahwa anak adalah titipan dari-NYA
lupakah kalian episode penutupan aib didunia?
episode yang lahirkan hijab dipengadilan tinggi-Nya
ataukah begitu yakin  tak hadir cela seabjadpun pada diri kalian?

duhai kalian para orang tua yg merasa sempurna
lupakah kalian kebenaran dimata-Nya
alpakah kalian tak bentuk pun rupa dinilai?
catat barisan amal lebih digaungkan
dan dua malaikat sudah saksikan rinci

duhai kalian para orang tua yg merasa tak berdosa
kiri kalian baca utuh sang cela, lalu kanan pejam erat dari luhur

butakan saja mata sendiri
biar hati yang melihat lebih tajam
karena hadir cela dan luhur juga satu sinambung tak terelak
karena nyata tak luput kerak dosa pada diri kalian

Lihat kelak pada sang fajar...
Anakmu yg kau tinggalkan ini 
akan mampu mencorehkan tinta pada suatu kebanggaan..
dan kan ku buktikan pada dunia...
tanpa orang tua pun aku sanggup bertahan..
tidak malah menyerah pada takdir yg telah di goreskan..
krna hidup akan terus berjalan...
ada dan tanpa orang tua sekalipun...
bagiku...

Lihatlah masih ada senyuman manis yg ku tunjukan...
bertanda hingga saat ini ku masih sanggup untuk bertahan...