Translate

Selasa, 08 Maret 2011

Mencarimu dalam jejak sajak...

  Sejak kehilanganmu, aku mulai mencari dalam setiap jejak sajak.
 Saat mencarimu, aku menapak sesajak demi sesajak.

  melingkupi
  meliputi

  Dari huruf ke huruf aku berpijak.
 Terbang dari titik ke titik, mengepak.

  melingkupi
  meliputi

  hingga

  Serasa telah retak.
 lalu
 Aku sendiri menyulam sajak..untuk mencari jejak.



                                                                         Saung murung[Anyer-Kubar 2003]

Waktu yang ku benci..


aku bertanya padamu tentang waktu
tentang waktu yang terbuang saat aku bernafas
waktu yang terpakai sempurna saat aku meretih
dan waktu yang tidak pernah bisa kuulang saat merintih kesakitan

belum pernah begitu membenci waktu seperti saat ini
waktu yang singkat saat  bersahabat dengan kesenangan
waktu yang lambat menindas saat bersentuhan dengan air mata
dan waktu..waktu yang hilang antara aku dan kamu

detik itu berharga
menit itu emas permata
dan jam itu surga
waktu yang di elu-elukan adalah bumerang bagiku
pemisah dari harapan
penoda kebahagian
dan penghalang dari cinta

waktuku entah kenapa terpisah jauh darimu
dan waktumu tidak lagi bisa kumengerti
dan aku, disini, terbuang darimu..
atas waktu..

Senin, 07 Maret 2011

Tak kuasa..


Aku telah melangkah terlalu jauh…..
Telah sewindu berlalu sejak aku mencintaimu..
Dan bodohnya…. Aku telah memahat hatiku dengan rupamu
Dan mewarnainya dengan cintaku…
Andai aku bisa menghapusnya…
Atau bahkan membuangnya jauh dari hari-hariku…
Namun setiap kucoba…..
Saat itu juga aku hancur dan mati…
Ingin kuhapus warnamu…..
Bahkan kusingkirkan dengan hitam pekat berontak jiwaku…
Namun engkau tetap disana… tidak bergeming…
Malah bertambah kokoh dan semakin bertambah cintaku…
Ku pejamkan mata…. Masuki asa….
Bicara dengan raga.. bahkan jiwa…….
Sudilah kiranya selamatkan aku dari cinta…
Selamatkan aku dari cinta yang tak mungkin kupunya…
Wahai raga dan jiwa……
Tolong aku tuk bebas dari belenggu…..
Belenggu yang mungkin kucipta sendiri…
Aku terdiam…. Diam seribu bahasa..
Biarkan derai air mata membasuh jiwa…
Biarkan tangis hempaskan sesak didada…
Kuharap semua kan sirna…..
Ku harap semua musnah
Namun ku tetap tiada kuasa…
Menghalau semua rasa….
Aku tetap cinta…
Haruskah aku lari…
Atau….
Haruskah aku mati…
Hingga cinta bisa pergi….
Dan takkan pernah kembali…

Minggu, 06 Maret 2011

Dari mana harus kumemulai...



Aku tak tahu harus memulai dari mana..
Memulai dari mana aku akan melupakannya..
Memulai menghapus rasa..
Menghapus kisah…
Menghapus cinta
Aku sungguh tak tahu…
Seberapa kekuatanku untuk memulai…
apakah aku sanggup mengakhiri…
Tiap kali mata kupejamkan…
Menghalau bayangmu…
Tetes-tetes darah kehidupan seolah menjauhiku..
Setiap kali aku melarikan diri menghapus jejakmu
Hampa mendekapku erat….
Setiap aku rebahkan kekuatanku..
Rebahkan segala dayaku
Tuk lepaskanmu..
Nafas hidupku berlari kencang menjauh…dariku
Ketika kuhirup nafas harapkan ketenangan..
Aku hanya diberi kesesakan…
Aku sungguh tak tahu…
Dari mana harus kumulai jalan ini..
Dari mana harus kubuka suatu hari..
Tanpamu lagi…
Andai aku punya kuatku….
Ingin ku hentikan badai dasyat...cintaku padamu
Andai aku punya daya….
Ingin ku ratakan gunung rinduku…
Andai aku punya benci…
Ingin ku akhiri semua ini..
Sayang,,,,,
Aku tak punya semua itu…
 Yang kupunya…
Hanya satu….
Aku cinta padamu…
Cinta yang telah membunuhku dalam hidup..
Cinta yang menghidupkanku dari kematian tanpamu...

Berbicara pada diriku sendiri tentang ''gundah''


"Saat ini aku sedang berada dalam kegundahan, kegundahan yang tidak bisa kupastikanSeakan ... ingin rasanya berteriak, menjerit, mencaci-maki, menyumpah serapah, mendengus dan menghebus".

"Memangnya apa yang kamu gundahkan ?, siapa yang bisa membuat perasaanmu bercampur aduk seperti itu ? ..." 

"Entahlah ... aku juga tidak tahu, kenapa perasaanku seperti ini".
"Terkadang, aku ingin sekali pergi dan menjauh dari kehidupan yang ada, tapi dari sisi lain aku tidak bisa berbuat apa-apa".

"Kenapa tidak pergi ke suatu tempat ?"
"Siapa tahu di tempat itu, hati dan pikiranmu lebih tenang".
"Siapa tahu ketenangan itu bisa menjadikan imaginasimu terus berkembang dan bisa membawakan sesuatu yang bisa mengukir dalam setiap jalan pikiranmu".

"Hmmm mungkin juga ... tapi aku tidak ingin bersembunyi dari setiap kenyataan, aku tidak ingin tenggelam dalam ketiadaan, aku hanya ingin kegundahanku hilang, hilang terbawa hembusan angin yang bisa menjauh tanpa harus kulalui setiap perjalanannya".

"Aku jadi bingung dengan apa yang kamu rasakan ... "
"Kegundahanmu tidak berujung, kegundahanmu seakan berada di atas awan, tidak bernuansa tapi memberikan sebuah duka, tidak bisa diraih tapi mampu terasakan disaat kamu mengungkapkannya". 

"Itulah sebabnya, aku sedang merasakan ketidak pastian, kegundahanku tidak beralasan tapi mampu membawa perasaanku terbang dan seakan selalu terhempas tertiup angin".

"Sudahlah, jauhkan segala pikiran yang bisa membuatku jemu".
"Tidak seperti biasanya kamu seperti ini, ini bukan dirimu, dirimu yang selalu antusiasme dan selalu berada dalam kepastian, kini menjadi seseorang yang begitu lemah, tidak berdaya, tidak tahu apa yang mesti dilakukan dan tidak percaya diri dengan apa yang kamu rasakan".

"Betulkah ? ... "
"Sampai separah itukah apa yang terlihat dari setiap energi yang kukeluarkan ?"
"Mungkin kamu benar, kegundahanku memberikan imaginasiku terhapus dan terhempas dalam ketiadaan, kegundahanku mampu meberikan dan mengalirkan ketidak pastian dan ketidak berdayaan ..."
"Tapi angin itu pasti akan selalu kembali, menerpa dan menyinggahi setiap kemelut yang kurasakan ..."

Hening ... tak ada jawaban, yang ada hanya sebuah hembusan, nafas-nafas yang mengalun mengikuti irama detakan nadi menjadikan jawaban, betapa berat rasanya "Sekikis Gundah" yang dirasakan. Kegundahan mampu menjadikan seseorang terpuruk dan terombang ambing dalam keberadaan dan ketiadaan.

Sabtu, 05 Maret 2011

Lelah ku....

Andai kau tahu
betapa lelahku tuk lupakanmu
lalui dinginnya rasa itu
Disaat...
Rasa sayang smakin menari di benak
lumpuhkan desah sang angan
inginku meniti lembaran asa
tuk wujudkan kedamaian
yang tersela di birunya awan
Andai kau tahu
Kecewa ku kan segala lakumu
Tiadakah lagi ingatmu
Dikala sayang kita terjalin syahdu
Mau kita terhampar sluas jagad …
Andai kau tahu
Sebatas mana penatku, senada
Sebatas mana penantian cintaku selaras
Sebatas mana akhir kehidupanku…
Dan bila senja ini berlalu..
Aku ingin sembunyi…
Melarikan diri di tempat
Dimana aku hanya sendiri..
Ingin kutangisi kau..
Ingin kuratapi kau..
Hingga kering air mataku…
Aku tahu aku tetap sendiri…
Biar aku meratap..
Karena nyatanya kau tinggalkan aku
Saat aku minta kau bertahan..
Kini kusadari..
Tak perlu aku meminta lagi…
Biar aku rebahkan diri..
Dimalam sunyi..
Ku mohon
Biarkan lah aku tidur
Dan
Jangan ijinkan aku untuk terjaga lagi..

Jumat, 04 Maret 2011

Tanpamu Adalah Mati...

sejak ku matikan rasa, aku sepi
Larik puisiku tanpa kisahmu adalah mati
Namun ufuk barat perintahkan ku tuk pergi

Menjauh dari namamu yang terukir dalam tiap urat nadi

Mimpi-mimpi bersamamu telah ku petikan,
bersama hatiku yang hanya punya kamu
Kan kusimpan sebagai temanku habiskan senja
Pengobat pilu saat rindu tak terbendung waktu

Semestinya cahayamu tetap sinari hariku
Tak terbayang pahit jalan yang ku pilih tanpamu
Jalan yang mungkin tak termaafkan hatimu
Ku harap masih terselip di sana rasa yang pernah kita pelihara
Biar kata tak terucap
Walau nada tak mampu bersenandung
Aku percaya,
Hatimu tahu bagaimana aku mencintaimu


-Arie Satria Pratama :
Anyer- kubar, 2003 mencintaimu disini..

Mencintaimu...



aahh ...
aku tak bisa hidup tanpa mencintaimu
juga mungkin aku tidak bisa berhenti untuk mencintaimu
meski kini ku tahu
jika aku telah kehilanganmu


namun setidaknya aku yakin
jika engkau telah mengetahui
kesungguhan hatiku mencintaimu
hingga biarlah waktu yang menilai
seberapa lama rasa ku dan rasamu terpahat di dalam hati


aku tak memintamu untuk mencintaiku selamanya
seperti saat ini aku tak berani mengharap rindumu untukku
sebab aku mengerti
jika sebuah rasa bukan sesuatu yang dipaksakan


maka kubiarkan rasa itu mengalir
sebab kini kusadari
jika mencintai dengan ketulusan
adalah sebuah keindahan yang terbalut perih
kala engkau yang teramat kucintai
hanya mampu untuk kucintai
tanpa mampu untuk kumiliki


namun biarlah
karena aku tak bisa berhenti untuk mencintaimu
sebab jika aku telah berhenti
itu adalah kematianku


maka biarkan aku mencintaimu agar aku selalu hidup
itu saja....

-Arie Satria Pratama :

Anyer-kubar, 2003 Mencintaimu disini

Memendam Rasa Untukmu...


Tidak kah engkau tahu
selama ini aku telah lama menyimpan rasa
menelan segala duka
karena aku cinta!

Tidak kah engkau tahu
bahwa cintaku itu satu
bukan beribu seperti katamu
karena cinta ini
hanya lah untukmu
tidakkah engkau tahu???

Aku bisa mendapat cinta yg lain
selain cinta darimu
namun krna ku sangat mencintaimu
maka ku butakan mata hatiku
tak ingin ku mencinta selain pada hatimu
sebaliknya aku lakukan ini
krna ku tak ingin kau pergi
biar aku lukai diriku sendiri

Mereka boleh berkata apa saja yang ingin dikata
karna mereka tak tahu betapa dalamnya cinta ini
sehingga mataku buta
dan ku pekakkan telinga
tak mahu terima apa yang dikata
kononnya kau hanya ingin permainkan cintaku
ahhh... sekadar cerita

Mereka tak paham arti cinta
cinta itu berkorban apa saja
biarpun tertipu ulang bicara
cinta itu penuh percaya

Mereka boleh berbuat apa saja
tapi tidak pada cintaku yang setia
aku berikan kau kebebasan
maka pikirlah demi aku dan masa depan

Aku akan tetap mencintaimu
meski ku kan terluka
tapi janganlah sampai membunuhku
karna bila ku mati
aku sudah tiada lagi
saat itu nanti
penyesalan tinggal lah cerita

Tahu kah kau
semua ini karena cinta
lihatlah mata dan hatiku dengan tepat
ia ikhlas dari hasrat
memberimu rasa indahnya mencinta
kau tahu itu benar
bukalah mata dan hatimu
lihat kebenaran cintaku
semua rasa yg ku pendam hanya lah untukmu...




-Arie Satria Pratama :
Anyer-kubar, 2003 Mencintaimu disini

Ini lah Caraku Mencintaimu...


Dengan tak menghubungimu,
tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu,
dan bahkan sekedar chatting untuk menyapamu,
aku mencintaimu dengan menjauh darimu,
bukan karena aku membencimu,
namun karena aku ingin menjagamu dan menjaga diriku sendiri dari khalwat yang menjebak,
aku mencintaimu dengan menjaga diriku dan dirimu,
menjaga kesucianku dan kesucianmu,
menjaga kehormatanku dan kehormatanmu,
menjaga kebeningan hatiku dan hatimu,
ya......
Beginilah caraku mencintaimu,
mencintaimu dalam diamku,
karena diamku adalah bukti cintaku padamu..

dan sekarang,
keadaan menegurku,
sehingga dapat membantu menyadarkanku dari kesalahan yang telah aku perbuat,
meskipun pesonamu terhadapku belum pulih,
belum pulih..

aku tak bisa memungkiri,
bahwa setiap manusia pasti akan merasakan fitrahnya,
termasuk permasalahan ketertarikannya terhadap lawan jenis,
maka jika harus demikian,
untuk apa jika hati ini aku tambatkan kepada siapa yang bukan orangnya nanti,
jika memang hati ini sangat peka terhadap pengaruh diri yang memilikinya ketika hati ini salah dalam pengelolaanya,
oleh karenanya,
jika aku harus mencintai lawan jenis adalah fitrahku sebagai manusia, maka aku akan mencoba untuk mencintai siapa yang akan menikah denganku nanti,
walaupun aku belum pernah bertemu dengannya,
lantaran pasti Allah akan mempertemukanku dengannya,
sehingga usahaku yang sia-sia akan cenderung berkurang di dalam lingkup fitrahku,
InsyaALLAH..

Kalau saja Allah menjadikan aku menikah dengan seorang wanita yang ditakdirkan Allah kepadaku,
maka untuk apa aku berharap dan menghabiskan waktuku kepada yang lainnya,
yang belum tentu akan menjadi istri ku kelak,
sedangkan hati ini mudah terdominasi dengan sesuatu hal yang lain,.

Dan rasa ketertarikanku cukuplah akan aku tumpahkan kepada istri ku kelak..


Yaa Allah, sucikanlah hatiku hanya untuk siapa yang pantas menempatinya dengan keridhoanMu, cukup dia sajalah yang aku cintai karena aku tidak menginginkan keburukan ketika aku berbuat salah terhadap hatiku,
amiiin..

-Arie Satria Pratama :
Anyer-kubar, 2003 Mencintaimu disini

Surat Untuk Ayah...

Ytc dan Yth Ayah!!!
“sembah sujudku padamu”Ayah….
Entah sudah berapa lama kita terbenam. Tanpa bahasa apalagi kata. Tapi perlu kau tahu, Aku mencintai dan menghormatimu melebihi nafas dalam diri ini.Entah kenapa, hati ini sepertinya telah membatu. Jika saja masih ada ibu, ialah yang akan memecahkan batu itu.Ayah… Kau tahu kenapa aku tak pernah mengirim sms dan menelephonemu. Bukanlah aku sendu ataupun malu. Melainkan takut. Aku takut pada semua kemungkinan-kemungkinan hidup yang manis tuk dilihat tapi pahit begitu diujung lidah. Aku ingin langsung melihat,mencium telapak tangan dan menciummu. Aku takut mendengar suara getirmu. Aku takut mendengarnya. Aku takut…Aku takut karena setiap mendengar suaramu aku akan membayangkan kau direnggut dariku tanpa seizin juga restuku. Aku belum siap ayah. Aku masih rapuh. Aku takut membayangkan perjuanganmu yang telah menghidupkan semua mimpi-mimpiku. Yang telah menanam pohon hingga berbuah mimpi untukku. Tapi hingga saat ini aku masih belum bisa menggapainya. Apalagi memetiknya.Ayah….Aku lemah… Aku rapuh…..Aku rindu suara lantangmu mengocehikuOh ya ayahKemarin malam mimpi-mimpi itu datang lagi. Aku bermimpi aku bisa terbang tanpa sayap juga bulu. Entah sudah yang keberapa kalinya. Aku seakan bisa menundukkan angin hingga bisa kutunggangi. Tapi masih tanpa pelana. Aku terbang, tapi tetap masih diselimuti rasa takut. Dengan baju biasa, celana jeans hitam berwarna panjang. Tapi masih seperti sebelumnya. Kalau dalam mimpi sebelumnya ketika aku terbang dengan rendah, aku kehilangan kendali hingga jatuh tandas ketanah tapi kemarin sebaliknya. Aku terbang, sangat tinggi hingga terlalu tinggi sampai-sampai aku lupa caranya untuk turun kembali kebumi sehingga harus loncat dari kuda angin itu dan jatuh pada dahan pepohonan.Ayah…Apa kiranya arti semua mimpi-mimpi itu. Aku masih tak mengerti walaupun aku ingin mengerti. Tolong jelaskan padaku.Apakah jiwaku terlalu kosong sehingga hampa dan bisa diterbangkan sebebas-bebasnya oleh angin itu.Ayah….Sekali lagi tolong jelaskan padaku…
Kutunggu jawabanmu
Dari anakmu...


-Arie Satria Pratama
Anyer-kubar, 2003 Surat Untuk Ayah

Rabu, 02 Maret 2011

Aku Hilang...

Aku merasa hilang..

Seakan nyawa tinggalkan raga…

Tak ada lagi gelora dalam dada…

Hati ku pun tak bisa lagi merasa…

Seakan semua terasa hitam putih…

Tanpa ada tinta lain lagi yang mewarnai…

Dimana kecerianku yang dulu mewarnai…

Dimana tawaku yang dulu menemani…

Bahkan secercah senyuman pun engan menghampiri…

Aku kehilangan arah dalam hidupku…

Tak ada tujuan yang inggin ku singahi..

Aku seperti ilalang yang terombang ambing

Terkadang aku merasa lelah..

Akan hidupku yang tak pasti…

Ingin ku segera pergi…

Menjemput semua mimpi…

Yang sempat ku titipkan pada ibu pertiwi…

Namun seakan tak ada jalan yang bisa kuselusuri

Bahkan kesempatan pun engan untuk menghampiri..

Lagi-lagi ku harus tetap menunggu…

Menanti kesempatan menghampiriku…

Dan ku akan mengubah semua mimpi..

Namun sampai kapan kah ku harus terus seperti ini…

Tersudut mati dengan kesendirianku…

Tanpa ada teman dan kawan…

Semakin lelah ku…

Saat kebahagian tak memihak padaku…

Saat semua memusuhiku…

Dan menghakimi ku dari belakang…

Aku terjatuh..

Terjerebak dalam lobang penyesalan…

Penyeselan yang semakin menyudutkanku…

Yang membuatku semakin menghakimi diriku sendiri..

Kenapa??

Mengapa??

Ku harus di lahirkan jika akhirnya ku harus menyesalinya…

Kembali ku coba sucikan diri…

Mencoba lebih mendekatkan diri pada sang pentinggi…

Pencipta dari segala pencipta…

Pemberi dari segala pemberi…

Pemimpin dari segala pemimpin…

Dia lah TUHAN ku…

Ku coba mengartikan semuanya adalah takdir jalan hidupku..

Tak lelah aku meminta padaNya…

Meminta dan terus meminta…

Walau tetap saja tak ada jawaban…

Kembali ku coba tampil sempurna saat berhadapan denganNya..

Ku bersihkan diri…

Beridiri di atas sejadah..

Tepat menghadap kiblatNya…

Melaksanakan kewajiban yang telah di haruskan olehNya..

Menanggis tersipuhku di atas sejadah…

Ku adukan segala persolan tentang duniawi…

Tak sedikit air mata pun berjatuhan…

Dan tanggis sesak ku pun mulai mengelegar…

Memecah keheningnya malam…

Sebait doa yang ku kutip dari pintaku..

''TUHAN…tunjukan lah jalanmu agar ku bisa menjemput semua mimpiku"

Tunjukan lah kuasaMu…

Tunjukan lah betapa besarNya kuasaMu…

Agar ku bisa bukti kan kepada mereka yang menghakimiku…

Bahwa aku pun bisa mengubah hitam menjadi putih dalam hidupku..

Banyak sekali mimpi yang ingin ku raih…

Rencana pun telah ku susun rapih untuk menjemput semua mimpi…

Aku hanya menunggu kesempatan…

Menunggu jalan untuk ku meraih segala mimpiku…

TUHAN….ku pasrah kan segala urusan duniawiku padaMu..

Bahkan hidupku pun ku letakkan kembali pada kuasaMu…

Tunjukan aku satu jalanMu…untuk ku merubah segalanya…